Nadiem Bagikan 5.000 Tablet, Mayoritas untuk Mahasiswa Papua

Nadiem Bagikan 5.000 Tablet, Mayoritas untuk Mahasiswa Papua

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal membagikan 5.000 tablet untuk mahasiswa di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) untuk membantu proses pembelajaran selama masa pandemi virus corona.


Baca Artikel Menarik Lainnya:
"Rencananya mas menteri melalui Direktorat Dikti melakukan pembagian tablet di daerah perguruan tinggi yang tidak ada jaringan internetnya. Tahun ini karena modeling, kita akan bagikan 5 ribu tablet," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Kemendikbud) Paristiyanti Nurwardani kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (19/8).

Pemberian tablet rencananya dilakukan pada 28 Oktober, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Bersama pemberian tablet, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) bakal mengupayakan perbaikan jaringan internet untuk mendukung pembelajaran daring.


MENARIK LAINNYA:


Paris mengatakan pihaknya belum memastikan daerah yang bakal menerima bantuan tablet. Namun mayoritas jumlah tablet rencananya akan dibagikan ke mahasiswa di Papua.

"Papua ini kami diminta oleh Pak Presiden dan Mas Menteri memperhatikan Papua sekuat yang kami bisa. Jadi mungkin ini tablet diperuntukan sebagian ke Papua," jelasnya.

Bantuan Kuota untuk Siswa Membutuhkan

Di samping tablet, Kemendikbud masih mengupayakan bantuan kuota untuk mahasiswa dan siswa selama pembelajaran daring. Katanya, Nadiem sudah mengkomunikasikan hal ini kepada Presiden RI Joko Widodo.

"Update terakhir presiden sedang berupaya memberikan kuota pulsa. Jadi bukan uang ya, kuota. Prioritas utamanya [pelajar] yang kurang mampu," ujar Paris.

Data pelajar yang kurang mampu merujuk pada penerima beasiswa Bidikmisi, Kartu Indonesia Pintar dan mahasiswa yang terbukti ekonominya terdampak covid-19. Instansi pendidikan dalam hal ini bertanggung jawab memvalidasi data tersebut.

Paris menyebut rencana ini masih didiskusikan oleh Istana, Kementerian Keuangan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jika anggaran yang diajukan memungkinkan, Kemendikbud bakal memperluas bantuan untuk seluruh mahasiswa.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah memutuskan pembelajaran di masa pandemi tetap dilakukan daring untuk perguruan tinggi. Sedangkan sekolah hanya diperbolehkan belajar tatap muka di zona hijau dan kuning.

Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung, Nadiem mengaku mendapat banyak laporan siswa kesulitan belajar daring karena kendala biaya kuota internet. Ia pun mengatakan pihaknya tengah memperjuangkan bantuan untuk itu.

"Kami sedang memperjuangkan dan terus mendorong dukungan untuk biaya kuota. Kami sedang berdiskusi dengan perusahaan telekomunikasi dan operator untuk mencapai itu," ungkapnya melalui konferensi video dalam diskusi berbahasa Inggris, Rabu (12/8).

Sumber: cnnindonesia.com