Penulis - Tere Liye
Judul - Bintang
Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri buat menyelesaikan satu buah novel karangan Tere Liye, judulnya Bintang. Novel ini merupakan buku keempat serial �Bumi�.
Buat yang belom pernah baca novel Tere Liye yang seri ini, cerita serial ini bergenre fantasi. Jarang-jarang saya doyan novel fantasi. Terakhir suka sama novel dan film Harry Potter. Ceritanya tentang petualangan Raib, Selly, dan Ali di dunia parallel alias dunia antarklan. Sejujurnya saya agak nggak sreg dengan pemilihan namanya, nggak senada aja, hehehe. Raib itu terdengar seperti one of a kind name, nama unik dan jarang dipake, artinya pun seeksplisit itu, hilang. Ngerti nggak? Makna �hilang� seperti di kalimat ini, �Uangku raib,�. Contoh lain one of a kind name adalah apple, nama anaknya artis gitu pokoknya, lupa ah. Terus nama Selly itu terdengar seperti nama umum yang agak kebarat-baratan. Sedangkan nama Ali itu nama sangat pasaran dan Indonesia banget. Jadi pas baca gitu agak aneh gimana gitu. Ya begitu deh, wkwkwk. Saya lebih suka kalo novel memiliki tokoh yang namanya one of a kind. Kenapa? Simply karena kalo namanya pasaran dan teman saya ada yang bernama sama, imajinasi saya bakal terdistraksi, hahaha.
Buat yang belom pernah baca novel Tere Liye yang seri ini, cerita serial ini bergenre fantasi. Jarang-jarang saya doyan novel fantasi. Terakhir suka sama novel dan film Harry Potter. Ceritanya tentang petualangan Raib, Selly, dan Ali di dunia parallel alias dunia antarklan. Sejujurnya saya agak nggak sreg dengan pemilihan namanya, nggak senada aja, hehehe. Raib itu terdengar seperti one of a kind name, nama unik dan jarang dipake, artinya pun seeksplisit itu, hilang. Ngerti nggak? Makna �hilang� seperti di kalimat ini, �Uangku raib,�. Contoh lain one of a kind name adalah apple, nama anaknya artis gitu pokoknya, lupa ah. Terus nama Selly itu terdengar seperti nama umum yang agak kebarat-baratan. Sedangkan nama Ali itu nama sangat pasaran dan Indonesia banget. Jadi pas baca gitu agak aneh gimana gitu. Ya begitu deh, wkwkwk. Saya lebih suka kalo novel memiliki tokoh yang namanya one of a kind. Kenapa? Simply karena kalo namanya pasaran dan teman saya ada yang bernama sama, imajinasi saya bakal terdistraksi, hahaha.
Ohya, jadi dunia parallel itu dunia seperti Bumi kita ini, mirip, tapi tempatnya nggak terjangkau pokoknya. Kecanggihan teknologinya juga beda. Klan Bumi yang paling kuno. Jadi akan banyak benda-benda imajinatif yang dideskripsikan di novel ini. Ada empat dunia parallel, yaitu Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Masing-masing ada novelnya sendiri dan sekarang saya mau bahas yang Bintang.
Meskipun namanya Bintang, klan ini ternyata terletak di perut bumi, wkwkwk. Twist banget nggak sih. Karena letaknya di perut bumi, jadi teknologinya paling canggih karena ya jelaslah hidup ribuan kilometer di bawah permukaan bumi itu susah.
Masalah yang diceritakan di sini adalah petinggi di klan Bintang berencana untuk menghancurkan pasak Bumi. Kalo pasak Bumi hancur, maka klan Bumi, Bulan, dan Matahari juga akan porak poranda. Pasak Bumi di sini maksudnya adalah aliran-aliran magma gunung berapi. Kenapa bisa disebut pasak? Penjelasannya ada di novelnya kok, hehehe. Petualangan mereka di klan Bintang adalah untuk menemukan pasak Bumi yang dimaksud dan menggagalkan rencana para petinggi klan Bintang. Ceritanya kental banget dengan petualangan, hal-hal yang beyond imagination (wajar kan ini novel fantasi, hehehe), ada sedikit bumbu baper-baperan juga. Walaupun dikit tapi saya tetep sedih sih. Saya orangnya terlalu menghayati emang. Nonton film juga gitu. Pasti pas selesai baca novel atau nonton film saya bakal ngerasa jetlag gara-gara kembali ke realita. Haha.
Kalo kalian tipenya seperti saya, gampang buat memvisualisasikan deskripsi di tulisan, maka buku ini bakal terasa seru. Serius. Tapi memang saya akui, pas awal mulai baca intro-nya agak ngebosenin.
Ohya, saya sarankan banget kalo mau baca ini, baca dulu novel-novel sebelumnya, Bumi, Bulan, dan Matahari. Karena sedikit banyak di novel ini bakal membahas cerita di tiga novel sebelumnya. Dan emang ceritanya nyambung sih.
Kalo baca sinopsis di belakang, disebutkan bahwa
ini bukan akhir petualangan, ini justru awal dari semuanya �
Dan ya, di akhir ada plot twist yang menyebabkan HARUS ada novel lanjutannya. Saya greget sendiri. Penasaran parah buat buku selanjutnya. Well done, Tere Liye! Bagus dan seru. Novelis Indonesia kelas kakap ini emang nggak diragukan lagi.
Lalu di sisi lain saya sedih. Pada tau kan Tere Liye memutuskan menghentikan penerbitan bukunya terkait masalah pajak penulis yang dinilai terlalu tinggi? Saya kurang paham karena saya sendiri tidak mempelajari masalah perpajakan. Kalo mau lihat penjelasan singkat dari Tere Liye di sini.
Akankah buku selanjutnya bakal terbit? Semoga saja. Duh, saya bisa penasaran sampe mampus.