Edy Mulyadi Penuhi Panggilan, Sudah Bawa Baju, tapi Gak Mau Ditahan. Ini Sebabnya


 Edy Mulyadi penuhi panggilan Bareskrim Polri perihal kasus dugaan ujaran kebencian terhadap masyarakat Kalimantan dan Dayak, Senin (31/1/2022).

 

 

Datang ke Bareskrim Polri, Edy Mulyadi didampingi sejumlah kuasa hukumnya. 


Dalam pemeriksaan kali ini, Edy Mulyadi mengaku sudah mempersiapkan segala hal. 


Salah satunya dia sudah membawa satu kantong plastik baju ganti untuk persiapan bila dirinya langsung ditahan. 


“Saya bawa ini (pakaian) persiapan untuk ditahan,” kata Edy Mulyadi di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (31/1/2022). 


Kendati sudah membawa baju persiapan, namun Edy tetap berharap dirinya tak ditahan. 


“Tapi saya tidak berharap (ditahan),” ucap Sekjen GNPF Ulama itu. 


Kepada wartawan, Edy Mulyadi juga menegaskan penolakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru ke Kalimantan Timur. 


Ia beralasan, bahwa sudah banyak kajian yang menyebutkan bahwa pemindahan IKN di tengah pandemi Covid-19 tidak tepat. 


Mnurutnya, pemindahan IKN akan membutuhkan anggaran yang sangat besar. 


Semestinya, anggaran besar itu bisa digunakan untuk keperluan lain untuk mensejahterakan rakyat. 


“Duit yang segitu banyaknya harusnya buat mensejahterakan rakyat, pembangunan ekonomi nasional, memompa ekonomi dalam negeri,” kata Edy. 


Terkait omongan yang keluar dari mulutnya, caleg PKS di Pemilu 2019 itu kembali menyampaikan permintaan maaf lantaran telah menyinggung perasaan masyarakat Kalimantan dan Dayak. 


“Saya kembali minta maaf, saya enggak mau bilang itu ungkapan atau bukan, saya kembali minta maaf sedalam-dalamnya sebesar-besarnya,” ucap Edy Mulyadi. (fir/ruh/pojoksatu.id)