Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjelaskan soal sikap keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para jajarannya soal memburuknya COVID-19. Ada pesan di balik sikap keras Jokowi.
"Presiden memberikan penekanan yang lebih keras lagi. Tujuannya apa? Tujuannya jangan sampai kebablasan," kata Moeldoko di kepada wartawan di Kantor Staf Presiden, Gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2020).
Sikap keras disampaikan Jokowi pada Senin (30/11) kemarin. Berdasarkan data terbaru per 29 November, Jokowi memaparkan kasus aktif meningkat. Di sisi lain, tingkat kesembuhan COVID-19 justru menurun.
"Itu di balik penekanan keras dari Presiden. Sekali lagi, bukan hanya kepada pemerintah, pemerintah daerah, tetapi seluruh masyarakat harus aware bahwa terjadi kenaikan dari minggu kemarin," kata Moeldoko.
Jokowi tidak hanya menargetkan pemerintah sebagai penerima pesan kerasnya, namun juga menargetkan masyarakat supaya lebih waspada lagi terhadap COVID-19.
"Untuk itu, ini menjadi semangat bersama untuk meningkatkan kesadaran kembali. Intinya ada di situ," kata dia.
Dalam rapat terbatas laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (30/11) kemarin, Jokowi menyoroti soal angka-angka COVID-19 di Indonesia yang memburuk.
Awalnya Jokowi menyebut dua provinsi, yakni DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang mengalami kenaikan drastis kasus positif dalam 2-3 hari belakangan.
Berdasarkan data terbaru per 29 November, Jokowi memaparkan kasus aktif meningkat menjadi 13,41 persen. Sedangkan minggu lalu angka kasus aktifnya berada di angka 12,78 persen.
Begitu juga tingkat kesembuhan pasien Corona yang mengalami penurunan. Pada minggu lalu, angka kesembuhan mencapai 84,03 persen. Tapi data terbaru turun menjadi 83,44 persen.
"Ini semuanya memburuk semuanya. Karena adanya tadi kasus yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin," ujar Jokowi dalam Ratas Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, disiarkan oleh kanal YouTube Setpres. [detik.com]