Banyak sekali khasiat dan fadhilat dari membaca Shalawat Badar ini, diantara faedah dan fadhilatnya antara lain sebagai berikut : Kita meminta kepada Allah dengan bertawassul dengan Ahli Badar agar:
1. Mendapat keselamatan dunia akhirat
2. Mendapat keselamatan dari bala / kecelakaan
3. Mendapat keselamatan dari gangguan manusia, jin, dan sebagai pembenteng diri beserta keluarga dan masyarakat
4. Dapat menghilangkan kesusahan, kesempitan kesedihan dan lainnya.Akan selamat dari usaha jahat manusia dan musuhnya yang akan berbuat jahat padanya
5. Mendapat keselamatan dari bencana alam dan sejenisnya
6. Mendapat ampunan dari Allah swt
Dengan lantaran shalawat Badar, Insya Allah akan dilapangkan hatinya, rezekinya. dimudahan segala urusannya serta mendapat keberkatan hidup dengan berkat shalawat ahli badar. Dan berdampingan dengan Nabi Muhammad saw kelak di akhirat.
TERJEMAHAN SHALAWAT BADARIYAH
Selawat dan Salam dilimpahkan Allah Atas Nabi Muhammad Utusan Allah
Selawat dan Salam dilimpahkan Tuhan Atas Nabi Muhammad Kekasih Allah
1. Kami Bertawassul dengan Bismillah Dan Pembawa Petunjuk, Utusan Allah
Semua yang berjihad di jalan Allah Khususnya pejuang Badar, Ya Allah
2. Ya Allah selamatkanlah Umat Islam Dari malapetaka dan kemurkaan Mu
Dari segala kedukaan dan kesusahan Dengan berkat pejuang Badar, Ya Allah
3. Ya Allah lepas dan hilangkanlah Segala yang menyakiti dan balikkanlah
Perdaya musuh, kasihanilah kami Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah
4. Ya Allah lepaskan kami dari kesusahan Dan kehancuran kerana maksiat
Segala macam ujian dan penyakit Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah
5. Banyak rahmatMu sudah diterima Banyak kerendahan yang telah di singkir
Banyak nikmatMu yang telah dikecap Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah
6. Cukup banyak kemampuan yang Engkau beri selama ini
Cukup banyak kenikmatan Engkau rasakan pada yang berhajat
Cukup banyak kesalahan Engkau maafkan pada yang berdosa
Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah
7. Sesungguhnya bumi yang luas terasa sempit
Dalam dada orang yang tertimpa bala
Lepaskan kami dari cobaan yang menyusahkan
Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah
SEJARAH SHALAWAT BADAR
Selawat Badar adalah rangkaian Shalawat berisikan tawassul dengan nama Allah, dengan Junjungan Nabi s.a.w. serta para mujahidin teristimewanya para pejuang Badar. Selawat ini adalah hasil karya Kiyai Ali Manshur, yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq, Jember. Oleh itu, Kiyai �Ali Manshur adalah anak saudara Kiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab "Tanwir al-Hija� yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib �Alawi bin �Abbas bin �Abdul �Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan judul �Inarat ad-Duja�.
Diceritakan bahwa asal mula karya ini ditulis oleh Kiyai �Ali Manshur sekitar tahun 1960an, pada waktu umat Islam Indonesia menghadapi fitnah Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika itu, Kiyai �Ali adalah pegawai bahagian Agama Banyuwangi dan juga seorang Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama di situ.
Keadaan politik yang mencekam saat itu dan kebejatan PKI yang merajalela membunuh orang ramai, bahkan banyak kiyai yang menjadi mangsa mereka, maka terlintaslah di hati Kiyai �Ali, yang memang mahir membuat syair �Arab sejak belajar di Pesantren Lirboyo Kediri, untuk menulis satu karangan sebagai sarana bermunajat memohon bantuan Allah SWT untuk meredam fitnah politik saat itu bagi kaum muslimin khususnya Indonesia.
Dalam keadaan tersebut, Kiyai �Ali tertidur dan dalam tidurnya beliau bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih � hijau, dan pada malam yang sama juga, isteri beliau bermimpikan Nabi Muhammad s.a.w.
Setelah siang, Kiyai �Ali langsung pergi berjumpa dengan Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah mimpinya tersebut. Habib Hadi menyatakan bahwa manusia-manusia berjubah tersebut adalah para ahli Badar. Mendengar penjelasan Habib yang mulia tersebut, Kiyai �Ali semakin bertekad untuk mengarang sebuah syair yang ada kaitan dengan para pejuang Badar tersebut. Lalu malamnya, Kiyai �Ali menjalankan penanya untuk menulis karya yang kemudiannya dikenali sebagai �Shalawat al-Badriyyah� atau �Shalawat Badar�.
Maka terjadilah hal yang menghairankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain. Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai �Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.
Menjelang keesokan pagi harinya, serombongan habaib yang diketuai oleh Habib �Ali bin �Abdur Rahman al-Habsyi Kwitang tiba-tiba datang ke rumah Kiyai �Ali tanpa memberi tahu terlebih dahulu akan kedatangannya. Tidak tergambar kegembiraan Kiyai �Ali menerima para tamu istimewanya tersebut.
Setelah memulai pembicaraan tentang kabar dan keadaan Muslimin, tiba-tiba Habib �Ali Kwitang bertanya mengenai syair yang ditulis oleh Kiyai �Ali tersebut. Tentu saja Kiyai �Ali terkejut karena hasil karyanya itu hanya diketahui dirinya sendiri dan belum disebarkan kepada seorangpun. Tapi beliau mengetahui, ini adalah salah satu kekeramatan Habib �Ali yang terkenal sebagai waliyullah itu.
Lalu tanpa banyak bicara, Kiyai �Ali Manshur mengambil kertas karangan syair tersebut lalu membacanya di hadapan para hadirin dengan suaranya yang lantang dan merdu. Para hadirin dan habaib mendengarnya dengan khusyuk sambil menitiskan air mata kerana terharu. Setelah selesai dibacakan Shalawat Badar oleh Kiyai �Ali, Habib �Ali menyerukan agar Shalawat Badar dijadikan sarana bermunajat dalam menghadapi fitnah PKI. Maka sejak saat itu masyhurlah karya Kiyai �Ali tersebut.
Selanjutnya, Habib �Ali Kwitang telah mengundang para ulama dan habaib ke Kwitang untuk satu pertemuan, salah seorang yang diundang diantaranya ialah Kiyai �Ali Manshur bersama pakciknya Kiyai Ahmad Qusyairi. Dalam pertemuan tersebut, Kiyai �Ali sekali lagi diminta untuk mengumandangkan Shalawat al-Badriyyah gubahannya itu. Maka bertambah masyhur dan tersebar luaslah Shalawat Badar ini dalam masyarakat serta menjadi bacaan popelar dalam majelis-maelis ta�lim dan pertemuan.
Maka tak heran sampai sekarang Shalawat Badar selalu masyhur. Di Majlis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi sendiri di Kwitang tidak pernah tertinggal pembacaan Shalawat Badar tersebut setiap minggunya.