Deny nama itu lagi yang terdengar, Deny memang anak yang tidak bisa diam di kelas walaupun umurnya baru 6 tahun, teman-temannya selalu saja di buat kesal oleh tingkahnya, suka bikin gaduh saat belajar. Macam-macam cara Deny di kelas mengganggu teman-teman nya, mengambil pensil, membunyikan peluit di kelas, sampai mencorat-coret buku teman-temannya dan membuat mereka menangis, dan lainnya.
ilustrasi [pixabay] |
Setiap hari jumat biasanya anak-anak di Tk kumpul di aula dan diajarkan praktek sholat jadi murid-murid disuruh membuka sepatunya dan menggantinya dengan sandal jepit karna praktik dimulai dengan berwudhu dan sholat.
Anak-anak murid Tk tersebut menaruh sepatu mereka di tempat rak sepatu masing-masing , praktik wudhu berjalan aman, anak-anak dibimbing oleh guru-guru kelas mereka, satu-persatu murid perempuan mulai memakai mukenanya dan membuat shaf sholatnya.
Lalu dengan sigap Deny mengambil mikropon yang sudah di colok untuk mengumandangkan azan dan iqomah, walau Deny suka menggangu temannya namun Deny masih bisa nurut ke ibu guru yang bernama Ibu MELATI, Ibu Melati sudah lama menjadi guru honorer di sana, ada 6 orang guru yang mengajar di sekolah tersebut termasuk ibu guru melati, namun ketika Deny berulah bu guru melati lah yang selalu menangani Deny, entah kanapa ibu guru Melati membuat Deny tunduk.
Selesai Deny azan dan iqomah akhirnya praktek sholat pun di mulai, Yazid menjadi imam dan di bantu oleh ibu kepala sekolah untuk membaca bacaan sholat dan diikuti oleh seluruh murid yang lain, rakaat pertama dan kedua berjalan aman, dilanjutkan Zikir dan Do�ar, membaca kalimat-kalimat Toyyibah, Asmaul-Husna serta belajar membaca hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
Sudah satu jam setengah anak-anak belajar praktek sholat tiba waktunya untuk istirahat dan bermain di luar kelas namun ketika keluar aula terdengar suara Si Arief menangis sesenggukan mencari-cari sepatunya, ibu guru yang mendengar tangisan Arief langsung mendekatinya.
Di kelas lain Fatih mencari-cari sepatunya juga namun ia tak menangis hanya bolak-balik dari rak tempat sepatunya di taruh, teman-teman Fatih berlari mencari dan memberitahu ibu guru mereka, ibu guru menyuruh Arief dan Fatih untuk makan bekal mereka dulu sedangkan ibu guru meyakinkan mereka kalau sepatu mereka pasti akan ketemu.
Ibu-ibu guru yang ada di sana termasuk ibu kepala sekolah mengatakan jangan-jangan Deny yang menyembunyikannya, Deny sudah 3 kali pindah sekolah karena menurut informasi guru-guru disana tak sanggup lagi mengatasi Deny, dan sekolah tempatnya ibu guru Melati mengajar adalah sekolah yang ketiga kalinya.
Deny dipanggil ibu kepala sekolah dan diikuti ibu-ibu guru yang lain, ibu kepala sekolah langsung menayakan dimana sepatu Arief dan Fatih disembunyikan, namun Deny menjawab tidak tahu dan tidak pernah menyembunyikannya, katanya dia langsung ke aula mengumandangkan azan. Ibu guru yang lain juga menanyakan perihal sepatu kepada Deny, bahwa jika Deny tidak memberitahu mereka akan memanggilkan orang tua Deny ke sekolah, namun Deny tetap tidak mengaku.
Ibu guru Melati di tugaskan mencari sepatu-sepatu itu, dan dua ibu guru piket di halaman sekolah untuk melihat dan menjaga anak-anak yang sedang bermain seperti ayunan, timbang-timbangan, putaran, perosotan dan lainnya.
Kepala sekolah dan operator sekolah sedang mengerjakan laporan sekolah di kantor, sudah hampir 20 menitan ibu guru Melati mencari sepatu-sepatu tersebut namun tak kunjung ketemu sampai bel masuk berbunyi.
Seluruh siswa masuk ke aula kembali karena tinggal setengah jam lagi mereka akan pulang sekolah, di aula mereka mengulang bacaan-bacaan sholat yang telah diajarkan ibu guru tadi, para guru dan kepala sekolah masuk ke aula kecuali ibu guru melati. Di luar aula ibu guru Melati memanggil Deny kemudian memberikannya ice cream dan mengajaknya mengobrol berdua di kelas, awalnya ibu guru Melati menayakan siapa nama mama dan papa Deny, nama adiknya, rumahnya, makanan favorite, mainan kesukaannya serta warna apa yang dia sudah hapal, Deny menjawab semua pertanyaan ibu guru melati dengan lancar
Dan ketika ibu guru melati menayakan tentang sepatu Arief dan Fatih Deny terdiam dan menggeleng gak tau katanya, lalu ibu guru Melati menanyakan kembali siapa yang membelikan Deny sepatu? mama Deny katanya, terus kalau sepatu Deny hilang yang marah siapa? kata bu guru Melati bertanya lagi, Deny menjawab tanpa ragu yaitu yang marah adalah mama, papa, kakek semua pasti marah katanya, nah teman Deny yaitu Arief dan Fatih yang hilang sepatunya itu juga pasti dimarah kayak Deny, sekarang kembalikan sepatu Arief dan Fatih ya? Anak baik pasti disayang dan masuk surga jawab ibu guru Melati, mau kan Deny masuk surga? Tanya bu guru melati lagi, Deny pun mengangguk.
Deny mau ice cream lagi ya? kata bu guru Melati, ya bu guru mau katanya, ya udah kalau Deny mau dapat banyak ice cream beritahu ibu guru dulu dimana Deny taruh sepatu Arief dan Fatih, baru ibu guru belikan lagi, tapi kalau Deny bohong Deny masuk neraka dan tidak bisa masuk surga lagi ucap ibu guru Melati, akhirnya Deny berdiri dan berjalan menuju ke tempat sampah di depan aula, sepatu Arief dan Fatih Deny taruh disana.
Alhamdulillah akhirnya kembali juga sepatu-sepatu itu, ibu guru Melati menayakan kenapa Deny menyembunyikan sepatu-sepatu itu di tempat sampah? Deny menjawab biar nanti di lihat sama mama dan papaku karena Deny ingin punya sepatu seperti sepatunya Arief dan Fatih itu. Kalau tidak aku sembunyikan nanti Arief dan Fatih cepat pulang dan memakai sepatu-sepatunya, jadi mama dan papa tidak bisa melihatnya, oalaaaah jawab bu guru Melati geleng-geleng kepala. Setiap hari Deny adalah murid paling terakhir kalau dijemput pulang orang tuanya karna kerjanya istirahat jam 12 siang. jadi mama dan papa Deny tidak mungkin bisa melihat sepatu-sepatu yang di inginkan Deny.
Ibu guru Melati mendekati dan memeluk Deny, Deny butuh perhatian karena orang tua, di sekolah juga ingin jadi pusat perhatian, akhirnya ketika Deny di jemput, ibu guru melati menceritakan kejadian tersebut dan membuat orang tua Deny terharu akan tingkah anaknya, keesokan harinya Deny dibelikan sepatu persis seperti sepatu Arief dan Fatih. Sejak kejadian itu Deny menjadi anak yang penurut di sekolahnya lebih-lebih ke ibu guru Melati dan kelas jadi aman tanpa ulah Deny lagi.