GARUTSELATAN.INFO- Demonstrasi di Wamena terjadi untuk menentang aksi rasialis terhadap mahasiswa Papua di luar daerah berbuntut kericuhan.
Massa pengunjuk rasa melakukan perusakan dan pembakaran di sejumlah perkantoran, fasilitas publik, dan pertokoan.
Seperti yang dilansir Kantor Berita Antara.
Untuk Sampai saat ini korban bertambah menjadi 23 jiwa meninggal dunia dan 77 orang luka luka, tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Jakarta.
Korban jiwa dalam aksi unjuk rasa di Kampus Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, sebanyak empat orang, satu personel TNI dan tiga orang mahasiswa yang diduga terkena peluru karet.
Sebanyak enam personel Brimob yang melakukan pengawalan pemindahan mahasiswa luka berat karena benda tumpul, batu dan bacokan senjata tajam.
Efek Akibat kericuhan yang terjadi Bandara Wamena Untuk sementara ditutup.
Sejumlah korban yang luka dirawat di RSUD Wamena. Jumlah itu dapat bertambah karena pencarian di lokasi gedung-gedung yang dilanda kebakaran masih dilakukan.
Prasetyo menyebut dalang di balik kericuhan di Wamena diduga kelompok Komite Nasional Papua Barat. Berita bohong atau hoaks isu rasial untuk memancing aksi solidaritas sehingga membuat situasi panas dan terjadi kericuhan, dia sebut telah didesain kelompok itu.
Massa pengunjuk rasa melakukan perusakan dan pembakaran di sejumlah perkantoran, fasilitas publik, dan pertokoan.
Seperti yang dilansir Kantor Berita Antara.
Untuk Sampai saat ini korban bertambah menjadi 23 jiwa meninggal dunia dan 77 orang luka luka, tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Jakarta.
Korban jiwa dalam aksi unjuk rasa di Kampus Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, sebanyak empat orang, satu personel TNI dan tiga orang mahasiswa yang diduga terkena peluru karet.
Sebanyak enam personel Brimob yang melakukan pengawalan pemindahan mahasiswa luka berat karena benda tumpul, batu dan bacokan senjata tajam.
Efek Akibat kericuhan yang terjadi Bandara Wamena Untuk sementara ditutup.
Sejumlah korban yang luka dirawat di RSUD Wamena. Jumlah itu dapat bertambah karena pencarian di lokasi gedung-gedung yang dilanda kebakaran masih dilakukan.
Prasetyo menyebut dalang di balik kericuhan di Wamena diduga kelompok Komite Nasional Papua Barat. Berita bohong atau hoaks isu rasial untuk memancing aksi solidaritas sehingga membuat situasi panas dan terjadi kericuhan, dia sebut telah didesain kelompok itu.