Gara-gara Pakai Alat Kontrasepsi IUD, Ibu 3 Anak Ini Hampir Kehilangan Nyawanya

Seorang ibu berusia 25 tahun yang hampir mati kehabisan darah setelah pemasangan coil kontrasepsi yang gagal.

Shannon Hubbard, dari Sunshine Coast, di Australia, memiliki Intra Uterine Device (IUD) yang disebut Mirena yang disisipkan oleh dokternya pada 22 Maret 2018.
Ibu tiga anak itu memutuskan metode kontrasepsi populer tersebut delapan minggu setelah kelahiran putranya, Harrison.
Namun Shannon merasa ada yang salah ketika darah mulai mengalir tanpa henti dan memenuhi pembalut supernya hanya dalam waktu 40 menit.

"Saya menjadi semakin sadar bahwa saya mengalami pendarahan hebat," kata Shannon kepada 9news.com.au.

Dokter mengatakan kepada Shannon bahwa dia mungkin mengalalmi bercak.

"Saya pergi ke ruang gawat darurat, dan ketika mereka membawaku ke tempat tidur, saya telah mengucurkan darah di atas tempat persalinan, celanaku, dan kursi kursi roda berlumuran darah."
Dalam operasi, dokter menemukan alat kontrasepsi IUD sepanjang empat sentimeter di rahim Shannon, serta lepuhan darah besar.

Operasi itu berhasil tetapi para dokter mengatakan kepada wanita berusia 25 tahun ini bahwa dia hampir mati dan akan terlalu berisiko untuk hamil lagi.

"Ketika saya berbicara dengan dokter bedah saya dan saya menjelaskan kepadanya bagaimana perasaan saya, saya mengatakan itu seperti saya sedang sekarat," katanya.

"Saya masih memiliki rahim saya tetapi saya telah diberitahu bahwa itu akan berisiko sangat tinggi untuk memiliki anak."

"Sangat mungkin uterus saya akan pecah."

"Saya hancur dan saya tidak tahu bagaimana itu akan mempengaruhi saya."

"Saya tidak bisa berhenti berpikir sekarang bahwa keputusan kecil ini hampir membuatku kehilangan nyawaku."

Ibu tiga anak ini memiliki uterus yang terbalik, artinya miring, meningkatkan risiko efek samping bagi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi.

Dia mengklaim bahwa dokternya tidak memperingatkan dia tentang risiko sebelum menanamkan perangkat itu.

"Saya hanya merasa seolah-olah aku tahu tentang risiko untuk wanita dengan uterus yang berbeda, saya akan mendiskusikannya dengan dokter."

Setelah sembilan hari di rumah sakit, Shannon sekarang sedang memulihkan diri di rumah.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sumber :Tribunnews