Profesionalisme dan Tanggung Jawab

Profesionalisme dan Tanggung Jawab

Ini adalah cerita teman saya yang cukup membuat saya gatel kalo nggak di-share. Hehe.

Beberapa hari yang lalu, seperti biasa, dia makan sore di daerah depan gerbang kampus. Singkat cerita dia selesai makan, bayar, lalu langsung cabut dari tempat.

Beberapa jam kemudian, dia mengecek isi dompetnya. Ternyata uang kembalian yang seharusnya dia terima kurang. Harusnya dapet uang 50 ribu, tapi dikasihnya 10 ribu. Teman saya itu berbaik sangka bahwa saat itu suasananya memang agak gelap, jadi susah notice kalo itu uangnya ternyata 10 ribu, bukan 50 ribu. Tapi di sisi lain dia juga khawatir, kalo dia bilang ke penjualnya, takutnya penjualnya nggak percaya. Tapi nggak rela juga uang 40 ribu kurangnya nggak balik, hahaha. Cukup buat modal asupan nutrisi mahasiswa selama satu hari itu.

Akhirnya keesokan harinya teman saya makan lagi di tempat itu, sekalian ngasih tau abang penjual kalo kemarennya kembaliannya salah. Ternyata nggak disangka-sangka, penjualnya percaya dengan teman saya itu. Malah minta maaf dan menggratiskan makanan yang dipesan teman saya hari itu. Katanya, "Udah Neng, ini salah kita, nggak papa Neng nggak usah bayar,". Baik banget penjualnya. Dan reaksi beliau bener-bener beyond expectation. Sikapnya menunjukkan bahwa si penjual memang mengakui kesalahannya dan istilahnya 'mengganti rugi'. Padahal temen saya nggak rugi sih, cuma uangnya 'ketahan' satu hari.

Saya sangat-sangat menghargai dan takjub dengan sikap yang seperti ini. Meskipun hanya pedagang kaki lima di pinggir jalan, tetapi si penjual memberikan customer service yang oke.


Inti tulisan ini apa? Intinya saya suka dengan sikap profesional dan tanggung jawab. Mau jadi apapun nanti, tetap pertahankan yang namanya profesionalisme dan tanggung jawab.

Udah sih gitu aja. Haha.